
Toko berita.com – Cuaca ekstrem kembali menerjang wilayah Sumatra Utara. Kali ini, puluhan rumah warga di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) mengalami kerusakan akibat terjangan angin puting beliung yang melanda pada Senin, 21 April 2025, sekitar pukul 15.15 WIB. Fenomena cuaca ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut disertai angin kencang yang berputar cepat, memporakporandakan sejumlah pemukiman warga.
Kapolres Taput, AKBP Ernis Sitinjak, mengonfirmasi bahwa peristiwa tersebut berdampak cukup luas. “Penyebabnya adalah hujan deras yang disertai angin puting beliung. Peristiwa ini menyebabkan puluhan rumah mengalami kerusakan, mulai dari atap yang terbang hingga dinding rumah yang roboh,” ujarnya kepada awak media, Senin malam.
Berdasarkan laporan sementara, titik-titik terparah yang terkena dampak berada di Dusun Partangga, Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon; Dusun Pardangguran, Desa Hutagalung, Kecamatan Tarutung; serta Desa Parbubu, Kecamatan Tarutung. Ketiga wilayah ini diketahui berada di kawasan dataran tinggi yang rawan terhadap pergerakan angin kencang.
Warga yang rumahnya rusak akibat bencana ini terpaksa mengungsi ke rumah kerabat maupun ke balai desa setempat. Beberapa di antaranya juga mendirikan tenda darurat dengan bantuan warga sekitar dan aparat desa. Meski tidak ada laporan korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan cukup besar.
“Sebagian besar rumah mengalami kerusakan di bagian atap. Banyak genting yang beterbangan, dan bahkan ada yang hancur tertimpa pohon tumbang,” ujar Rinto, salah satu warga Desa Hutauruk yang menjadi korban. Ia menyebut kejadian itu terjadi sangat cepat dan membuat warga panik.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan awal. Tim tanggap darurat juga diturunkan untuk mengevakuasi warga yang terdampak dan memastikan tidak ada yang terjebak di dalam rumah yang roboh.
Kepala BPBD Taput, Hotman Simamora, mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendistribusikan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, selimut, dan tenda darurat. “Kami bergerak cepat untuk memastikan kebutuhan dasar para korban terpenuhi,” katanya.
Cuaca buruk yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menjadi perhatian serius pemerintah daerah. BMKG Wilayah I Medan sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah pegunungan Sumatra Utara. Namun, intensitas angin yang terjadi pada Senin sore ternyata di luar perkiraan.
Sejumlah warga berharap pemerintah dapat memberikan bantuan perbaikan rumah secepatnya. “Kami butuh bantuan material seperti seng, kayu, dan paku. Kalau menunggu terlalu lama, kami tidak punya tempat tinggal yang layak,” ujar Boru Simanjuntak, ibu rumah tangga yang rumahnya rusak parah di Desa Parbubu.
Selain kerusakan rumah, puting beliung juga menumbangkan sejumlah pohon besar yang menutup akses jalan di beberapa titik. Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dibantu warga segera melakukan pembersihan agar jalan bisa kembali dilalui kendaraan.
Aparat keamanan dari kepolisian dan TNI turut membantu proses evakuasi dan menjaga keamanan di sekitar lokasi bencana. Mereka juga dikerahkan untuk membantu menyalurkan bantuan kepada warga terdampak dan mencegah terjadinya aksi penjarahan.
Para relawan dari organisasi kemanusiaan setempat juga ikut turun tangan dalam penanganan pasca-bencana. Mereka mendirikan posko kesehatan dan menyediakan pelayanan trauma healing untuk anak-anak yang mengalami syok akibat bencana.
Sementara itu, Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, mengunjungi langsung lokasi terdampak dan menyampaikan empati serta komitmen pemerintah daerah untuk segera melakukan perbaikan infrastruktur dan rumah warga. “Kami akan ajukan bantuan darurat ke pemerintah provinsi dan pusat,” tegasnya.
Dengan kejadian ini, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Pemerintah juga didorong untuk memperkuat sistem peringatan dini dan mempercepat program mitigasi bencana di daerah-daerah rawan seperti Tapanuli Utara.
Puting beliung di Taput kali ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim membawa dampak nyata dan langsung ke kehidupan masyarakat. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga bantuan sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan bencana yang semakin kompleks di masa mendatang.