
Tokoberita.com – Insiden tragis terjadi di Kecamatan Medan Belawan, tepatnya di Jalan TM Makam Pahlawan, Kelurahan Belawan I, pada Sabtu malam, 19 April 2025. Seorang pelajar berinisial DP (16) menjadi korban penembakan saat terjadi tawuran antar kelompok remaja. Peristiwa ini menyulut kemarahan masyarakat dan menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.
Korban DP tewas setelah terkena tembakan senapan angin rakitan yang mengenai bagian dada kanannya. Meskipun sempat dilarikan ke Rumah Sakit PHCM Belawan oleh warga sekitar, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Kejadian ini tidak hanya mengejutkan keluarga korban, tetapi juga memicu keprihatinan masyarakat luas terhadap maraknya aksi kekerasan remaja di kawasan tersebut.
Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan, dengan tegas menyatakan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Dalam pernyataannya kepada wartawan pada Senin, 21 April 2025, ia mengeluarkan ultimatum keras kepada pelaku penembakan agar segera menyerahkan diri.
“Saya memberikan ultimatum kepada pelaku penembakan untuk segera menyerahkan diri dalam waktu 2 x 24 jam. Jika tidak, kami akan melakukan tindakan tegas dan menangkap pelaku dalam kondisi apapun dan di manapun dia berada,” tegas Kapolres.
Ultimatum ini merupakan bentuk keseriusan aparat dalam menindak pelaku kekerasan, khususnya yang melibatkan korban jiwa. Kapolres juga mengingatkan bahwa tindakan main hakim sendiri atau kekerasan dalam bentuk apa pun tidak akan ditoleransi di wilayah hukumnya.
Polisi telah mengantongi identitas pelaku penembakan dan kini tengah memburu keberadaannya. Tim gabungan dari Satuan Reserse Kriminal dan Intelijen tengah bekerja keras melacak jejak pelaku, termasuk memeriksa saksi-saksi serta rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Tawuran yang terjadi pada malam kejadian diduga dipicu oleh saling ejek antar kelompok remaja yang berujung pada aksi saling serang. Situasi yang awalnya hanya bentrokan fisik berubah menjadi tragedi ketika salah satu pelaku membawa dan menggunakan senjata rakitan.
Senapan angin rakitan yang digunakan dalam aksi tersebut kini menjadi perhatian khusus. Pihak kepolisian akan menyelidiki lebih lanjut asal-usul senjata tersebut, termasuk dugaan adanya pihak-pihak yang memasok senjata berbahaya kepada remaja di lingkungan rawan konflik.
Kematian DP meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Ayah korban menyampaikan rasa kehilangan yang amat besar dan berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal. “Kami hanya ingin keadilan bagi anak kami. Dia pergi terlalu cepat dan tragis,” ujar sang ayah dengan nada penuh kesedihan.
Warga setempat juga menyuarakan keprihatinan mereka atas maraknya tawuran di kawasan Belawan. Mereka mendesak pemerintah dan aparat untuk meningkatkan patroli keamanan serta membina generasi muda agar tidak terjerumus dalam aksi kekerasan.
Dinas Pendidikan Kota Medan pun turut angkat bicara dan berjanji akan melakukan pembinaan khusus kepada siswa-siswa di wilayah rawan tawuran. Kepala Dinas menyebut bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan sekolah dan kepolisian untuk menyosialisasikan bahaya tawuran serta pentingnya penyelesaian konflik secara damai.
Sementara itu, psikolog anak dan remaja menyarankan agar kasus ini dijadikan bahan refleksi penting mengenai kondisi sosial dan mental anak muda saat ini. Mereka menilai perlu adanya pendekatan lebih holistik dalam mengatasi masalah kenakalan remaja yang kian mengkhawatirkan.
Kapolres juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak menutupi atau melindungi pelaku. Ia menegaskan bahwa tindakan menghalangi proses hukum dapat dikenai sanksi pidana. “Kami harap kerja sama dari masyarakat. Jika ada yang mengetahui keberadaan pelaku, segera laporkan. Ini demi keadilan bagi korban dan keamanan kita bersama,” katanya.
Hingga kini, situasi di lokasi kejadian telah kembali kondusif, namun aparat masih bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan bentrokan susulan. Polisi juga telah mengidentifikasi beberapa anggota kelompok remaja yang terlibat dalam tawuran dan akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa tawuran antar remaja bukan lagi sekadar perkelahian biasa, melainkan bisa berujung pada hilangnya nyawa. Pemerintah, aparat, dan masyarakat perlu bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendidik bagi generasi muda.