
TOKOBERITA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Sumatera Utara yang diperkirakan mencapai ketinggian 2,5 meter. Peringatan ini berlaku untuk periode 8-10 Juni 2025 dan menyasar beberapa wilayah perairan strategis di provinsi tersebut.
Menurut penjelasan Christen Marpaung, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, kondisi gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan utama. “Kami mengimbau masyarakat, khususnya pelaku aktivitas maritim, untuk meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya di Medan pada Sabtu (7/6/2025).
Wilayah-wilayah yang perlu diwaspadai meliputi Perairan Barat Kepulauan Nias, Samudera Hindia Barat Kepulauan Nias, Perairan Kepulauan Batu, Perairan Timur Kepulauan Nias, dan Perairan Barat Kepulauan Batu. Daerah-daerah ini dikenal memiliki karakteristik perairan yang cukup dinamis dengan fluktuasi gelombang signifikan.
Analisis BMKG menunjukkan bahwa fenomena gelombang tinggi ini dipicu oleh beberapa faktor meteorologis. Di antaranya adalah pola angin dengan kecepatan 5-25 knot yang bergerak dari tenggara-barat daya di wilayah perairan Sumatera Utara. Kombinasi faktor ini menciptakan kondisi yang ideal untuk terbentuknya gelombang tinggi di wilayah tersebut.
Peringatan dini ini terutama ditujukan kepada para nelayan dan operator kapal yang beraktivitas di wilayah-wilayah terdampak. BMKG menyarankan agar kapal-kapal berukuran kecil (di bawah 30 GT) untuk menghindari berlayar saat kondisi gelombang mencapai puncaknya. Sementara untuk kapal berukuran lebih besar, disarankan untuk selalu memperbarui informasi cuaca sebelum berlayar.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan menambahkan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan kondisi laut secara real-time. “Kami memiliki sistem pemantauan 24 jam yang akan memberikan update terbaru jika terjadi perubahan signifikan,” jelasnya. Masyarakat dapat mengakses informasi terkini melalui berbagai kanal resmi BMKG.
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara telah mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi dampak dari gelombang tinggi ini. Langkah-langkah yang diambil termasuk penyebaran informasi ke pelabuhan-pelabuhan utama dan pos-pos pantau di sepanjang pesisir Sumatera Utara.
Bagi masyarakat pesisir, BMKG memberikan beberapa rekomendasi penting. Pertama, menghindari aktivitas di tepi pantai saat gelombang tinggi. Kedua, memperkuat struktur bangunan di daerah pesisir yang rentan terhadap abrasi. Ketiga, selalu memantau perkembangan informasi dari sumber-sumber resmi.
Potensi dampak dari gelombang tinggi ini cukup beragam. Selain risiko keselamatan pelayaran, fenomena ini juga dapat menyebabkan abrasi pantai yang lebih cepat, gangguan pada aktivitas bongkar muat di pelabuhan, serta potensi banjir rob di daerah-daerah pesisir dengan elevasi rendah.
BMKG juga mengingatkan tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terburuk. “Kami telah berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk menyiapkan langkah-langkah tanggap darurat jika diperlukan,” ujar Christen Marpaung. Koordinasi ini mencakup penyiapan posko-posko pantau dan sistem peringatan dini berbasis masyarakat.
Para ahli oseanografi dari Universitas Sumatera Utara memberikan penjelasan tambahan tentang fenomena ini. Menurut mereka, periode Juni memang merupakan masa transisi musim di wilayah Sumatera Utara yang seringkali diikuti oleh peningkatan aktivitas gelombang laut. “Ini adalah fenomena yang wajar, tapi tetap perlu diwaspadai,” jelas salah seorang ahli.
Industri perikanan dan pariwisata bahari di Sumatera Utara diperkirakan akan terkena dampak dari peringatan ini. Beberapa operator wisata bahari telah mengumumkan penundaan atau pembatalan trip menyelam dan wisata kapal selama periode gelombang tinggi. Sementara para nelayan tradisional memilih untuk mengurangi aktivitas melaut.
BMKG memastikan bahwa sistem peringatan dini mereka telah mencakup berbagai kanal komunikasi. Masyarakat dapat memperoleh informasi terbaru melalui website resmi BMKG, aplikasi Info BMKG, akun media sosial @infoBMKG, atau menghubungi call center 021-6546315/18.
Peringatan ini juga mendapat respons serius dari TNI AL. Komando Lanal Belawan telah menyiagakan tim SAR dan meningkatkan patroli di wilayah-wilayah perairan yang berpotensi mengalami gelombang tinggi. “Kami siap memberikan bantuan jika terjadi keadaan darurat di laut,” tegas perwira TNI AL yang bertugas.
Sebagai penutup, BMKG mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang bermukim atau beraktivitas di wilayah pesisir Sumatera Utara, untuk selalu waspada dan mengikuti perkembangan informasi terbaru. “Keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti ini,” pungkas Christen Marpaung.