
TOKOBERITA.COM – Suasana kawasan Fly Over Jamin Ginting, tepatnya di Jalan Jamin Ginting, Simpang Pos, Kota Medan, mendadak ramai dan heboh pada Jumat pagi, 11 Juli 2025. Kepanikan warga pecah ketika seorang pria diketahui nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari atas fly over tersebut.
Korban diketahui bernama Rispa Tarigan, seorang pria yang berdomisili di kawasan sekitar Medan. Insiden tragis ini terjadi di jam sibuk pagi hari, saat lalu lintas di sekitar fly over sedang padat oleh para pengguna jalan yang beraktivitas menuju tempat kerja maupun sekolah.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata di lokasi, sebelum melompat, Rispa sempat terlihat berdiri lama di sisi jembatan. Beberapa pengendara dan pejalan kaki sempat curiga dan berupaya mendekati untuk menanyakan maksud dan tujuannya, namun tak sempat mencegah aksinya.
“Dia berdiri di pinggiran jembatan sambil menunduk. Kami pikir dia sedang menunggu seseorang atau sekadar melihat pemandangan. Tapi tiba-tiba saja dia naik ke pembatas dan langsung lompat,” ujar seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya.
Korban terjatuh ke jalan beraspal dari ketinggian sekitar 10 meter. Tubuhnya menghantam aspal keras, dan sontak membuat lalu lintas terhenti. Pengendara yang melihat kejadian tersebut langsung menghentikan kendaraan dan mencoba memberikan pertolongan.
Beberapa warga kemudian segera menghubungi pihak kepolisian dan layanan medis. Tidak lama berselang, tim dari Polsek Delitua bersama petugas medis tiba di lokasi kejadian. Korban yang sudah dalam kondisi tidak bernyawa langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Kapolsek Delitua, Kompol P. Simbolon, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa jenazah Rispa Tarigan telah dibawa ke rumah sakit untuk proses identifikasi dan visum. Sementara sepeda motor yang diduga milik korban telah diamankan pihak kepolisian.
“Benar, kami menerima laporan sekitar pukul 07.30 WIB dan langsung menuju lokasi. Korban sudah tidak bernyawa ketika tim kami tiba. Kami juga sudah amankan sepeda motor yang ditinggalkan di atas fly over,” jelas Kompol Simbolon kepada wartawan.
Pihak kepolisian juga menyatakan bahwa penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui motif korban melakukan tindakan tersebut. Hingga saat ini, belum ditemukan surat atau pesan yang ditinggalkan oleh Rispa Tarigan sebelum melakukan aksi nekat itu.
Sejumlah warga yang mengenal korban menyebut bahwa Rispa dikenal sebagai pribadi yang cukup tertutup. Beberapa tetangga mengaku tidak melihat tanda-tanda mencolok atau perubahan perilaku drastis yang mencurigakan sebelum kejadian.
Kejadian ini memantik keprihatinan dari banyak pihak, terutama terkait dengan kesehatan mental. Para ahli dan aktivis kesehatan jiwa menyerukan pentingnya edukasi dan dukungan bagi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi psikologis orang di sekitarnya.
Pemerintah daerah diharapkan turut aktif dalam menyediakan akses layanan konseling dan konsultasi psikologis yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Sebab, kasus seperti ini bisa saja dicegah apabila korban memiliki tempat atau saluran yang tepat untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Kepolisian mengimbau masyarakat agar tidak menyebarluaskan foto atau video kejadian tersebut di media sosial. Mereka menegaskan bahwa tindakan seperti itu hanya akan menambah luka bagi keluarga yang ditinggalkan dan tidak menunjukkan empati terhadap korban.
Sementara itu, jenazah Rispa Tarigan saat ini masih berada di rumah sakit untuk proses lebih lanjut, termasuk menunggu kedatangan keluarga. Pihak keluarga belum memberikan keterangan resmi kepada awak media terkait peristiwa memilukan ini.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa penting bagi kita semua untuk memperhatikan kondisi mental orang-orang di sekitar kita. Masyarakat diimbau untuk segera mencari bantuan profesional jika merasakan tekanan batin yang berat, dan lebih terbuka untuk berbicara dengan keluarga atau sahabat. Bantuan ada, dan nyawa sangat berharga.