
TOKOBERITA.COM – Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pariwisata baru saja menyelenggarakan Gelar Melayu Serumpun (GEMES) 2025 di pelataran Istana Maimun pada 24 Mei lalu. Acara yang menelan anggaran sebesar Rp1,9 miliar dari APBD Kota Medan ini langsung mendapat sorotan dari Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang meminta evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraannya.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution, secara tegas menyatakan perlunya penilaian komprehensif terhadap pelaksanaan GEMES 2025. “Kami akan mengevaluasi semua aspek, mulai dari teknis pelaksanaan, penanggung jawab acara, hingga penggunaan anggaran,” ujar Bobby di Balai Kota Medan pada Senin (26/5/2025). Pernyataan ini disampaikan menyusul berbagai catatan yang muncul selama penyelenggaraan event budaya tersebut.
Sorotan utama datang dari kondisi fisik acara yang dinilai kurang memadai. Beberapa pengunjung mengeluhkan kebersihan stand UMKM yang tidak terjaga dengan baik, toilet yang gelap dan kurang terawat, serta lantai papan dengan karpet yang sudah rusak dan berantakan. Hal ini dinilai tidak sesuai dengan anggaran besar yang dikeluarkan untuk acara tersebut.
Evaluasi khusus juga akan menyasar kinerja dua pejabat utama, yakni Kepala Dinas Pariwisata Ody Anggia Batubara dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Arrahman Pane atau yang akrab disapa Amon. Keduanya sebagai penanggung jawab utama acara diharapkan mampu memberikan penjelasan detail mengenai berbagai kekurangan yang muncul selama penyelenggaraan GEMES 2025.
“Jika memang ditemukan hal-hal yang kurang memenuhi standar, itu harus segera dievaluasi dan diperbaiki untuk event serupa di masa depan,” tegas Bobby Nasution. Wali kota menekankan bahwa acara berskala besar seperti GEMES harus mampu memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung sekaligus mempromosikan budaya Melayu secara optimal.
GEMES 2025 sejatinya merupakan ajang penting untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Melayu di Sumatera Utara. Acara ini menampilkan berbagai pertunjukan seni, kuliner khas, dan produk UMKM lokal. Namun, berbagai kekurangan teknis dinilai dapat mengurangi esensi dan tujuan utama penyelenggaraan acara tersebut.
Anggaran Rp1,9 miliar yang dikucurkan untuk GEMES 2025 seharusnya mampu memberikan hasil yang maksimal. Masyarakat Medan berharap dana APBD tersebut dapat dipertanggungjawabkan dengan transparan, terutama mengingat besarnya nominal yang dikeluarkan untuk single event budaya.
Beberapa pengunjung yang menghadiri acara mengaku kecewa dengan kondisi fasilitas. “Stand makanan kurang terawat, toiletnya gelap dan becek, padahal tiket masuknya tidak murah,” keluh Rina, salah seorang pengunjung. Keluhan serupa juga disampaikan oleh pedagang UMKM yang mengeluhkan lokasi stan yang kurang strategis dan fasilitas pendukung yang minim.
Di sisi lain, panitia penyelenggara mengaku telah berupaya maksimal mempersiapkan acara. Mereka menyebut berbagai kendala teknis muncul di lapangan di luar perkiraan. “Kami sudah berusaha menyiapkan semuanya dengan baik, tapi ada beberapa hal yang memang di luar kendali kami,” ujar salah seorang panitia yang enggan disebutkan namanya.
Pakar tata kelola pemerintahan dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Ahmad Syafii, menilai kasus ini mencerminkan perlunya pengawasan lebih ketat dalam penyaluran anggaran event budaya. “APBD yang besar harus diimbangi dengan perencanaan matang dan eksekusi tepat, termasuk antisipasi masalah teknis,” jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Medan, M. Arifin, menyatakan akan memanggil dinas terkait untuk mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran tersebut. “Kami akan meminta laporan detail penggunaan dana APBD untuk GEMES 2025. Masyarakat berhak tahu kemana uang mereka dialokasikan,” tegasnya.
Menyikapi berbagai kritik, Kepala Dinas Pariwisata Ody Anggia Batubara berjanji akan melakukan perbaikan untuk event selanjutnya. “Kami menerima semua masukan dan akan menjadikannya bahan evaluasi penting,” ujarnya. Ia juga memastikan akan lebih memperhatikan aspek fasilitas dan kenyamanan pengunjung di acara mendatang.
Sementara itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan melalui Kepala Dinas Arrahman Pane menyatakan kesiapannya untuk berkoordinasi lebih intensif dengan dinas terkait. “Kami akan meningkatkan koordinasi, terutama dalam hal publikasi dan pengelolaan informasi acara,” kata Amon.
Pemerintah Kota Medan memastikan bahwa evaluasi menyeluruh terhadap GEMES 2025 akan segera dilakukan. Hasil evaluasi ini tidak hanya untuk mempertanggungjawabkan anggaran, tetapi juga sebagai bahan perbaikan penyelenggaraan event budaya di masa depan. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas acara-acara budaya di Medan,” pungkas Bobby Nasution.
Masyarakat mengharapkan agar evaluasi ini tidak hanya berhenti pada tataran wacana, tetapi benar-benar menghasilkan perubahan konkret. Event budaya seharusnya menjadi kebanggaan kota, bukan sumber masalah dan pemborosan anggaran. Dengan pengelolaan yang lebih baik di masa depan, GEMES dan acara serupa diharapkan bisa benar-benar mempromosikan kekayaan budaya Medan secara optimal.