
Tokoberita.com – Sebuah insiden berbahaya kembali terjadi di jalur kereta api Bandara Kualanamu-Medan. Pada Senin (5/5/2025) sekitar pukul 14.30 WIB, sebuah kereta api yang sedang melaju dilempari batu oleh orang tak dikenal di kawasan sekitar Stasiun Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Akibat insiden tersebut, kaca jendela kereta mengalami retak parah, tepat di dekat tempat duduk penumpang.
Video rekaman kejadian yang beredar luas di media sosial pada Selasa (6/5/2025) menunjukkan kondisi kaca yang retak, serta beberapa penumpang yang tampak panik memeriksa pecahan kaca bersama petugas kereta api. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kejadian ini mengundang kekhawatiran akan keselamatan penumpang.
Manager Komunikasi Perusahaan PT Railink, Ayep Hanapi, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyebut bahwa aksi pelemparan terhadap kereta api bandara bukan yang pertama kali terjadi. Bahkan sejak Januari hingga awal Mei 2025, tercatat sudah ada 21 kasus serupa di wilayah operasional Medan dan sekitarnya.
“Aksi vandalisme ini sangat meresahkan dan membahayakan penumpang. Kami terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan aparat setempat untuk mengusut pelaku dan meningkatkan pengamanan,” ujar Ayep dalam keterangannya kepada media.
Ia juga menyebut bahwa sebagian besar insiden pelemparan terjadi di wilayah padat penduduk yang berada dekat rel kereta. Anak-anak maupun remaja sering kali diduga menjadi pelaku, meskipun belum semua berhasil diidentifikasi secara pasti.
Masyarakat di sekitar rel pun diminta untuk lebih waspada dan turut menjaga keamanan lingkungan. Ayep menambahkan bahwa pihak Railink telah melakukan berbagai sosialisasi kepada warga sekitar lintasan kereta, termasuk kampanye edukasi di sekolah-sekolah, namun kejadian seperti ini masih kerap terjadi.
Pihak PT Railink kini tengah mengevaluasi prosedur keamanan, termasuk kemungkinan menambah petugas keamanan di jalur rawan dan memperluas jangkauan kamera pengawas. Beberapa area bahkan dipertimbangkan untuk dipasangi pagar pelindung guna mengurangi risiko serangan langsung terhadap kereta.
Dari sisi penumpang, insiden ini menimbulkan rasa trauma dan ketidaknyamanan. Salah satu penumpang yang turut berada di dalam kereta saat kejadian, mengaku sempat syok karena mendengar suara keras ketika batu menghantam jendela. “Saya pikir ada kecelakaan, ternyata kaca pecah karena dilempar batu. Untung saja tidak ada yang luka,” ujar penumpang tersebut.
Kejadian seperti ini tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga menimbulkan kerugian material bagi operator kereta. Penggantian kaca jendela, pemeriksaan struktur, serta penghentian sementara operasional untuk pemeriksaan teknis menambah beban biaya yang tidak sedikit.
Polisi setempat menyatakan tengah menyelidiki insiden tersebut dan berjanji akan mengejar serta menindak pelaku sesuai hukum yang berlaku. Kapolsek Batangkuis, dalam keterangannya, menegaskan bahwa tindakan pelemparan batu ke arah kendaraan umum, khususnya kereta api, bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminal serius.
Kasus ini pun menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk aktivis transportasi publik yang mendesak adanya peningkatan pengawasan di sepanjang jalur rel. Mereka menilai perlindungan terhadap transportasi umum seharusnya menjadi prioritas, apalagi kereta bandara merupakan moda penting yang digunakan oleh banyak masyarakat setiap harinya.
Pemerintah daerah diharapkan ikut andil dalam mencari solusi jangka panjang, termasuk mengintensifkan edukasi warga dan menyediakan aktivitas positif bagi anak-anak serta remaja di daerah rawan. Hal ini penting untuk mencegah aksi vandalisme yang bisa berujung pada bencana.
Sementara itu, PT Railink mengimbau seluruh penumpang untuk tetap tenang dan waspada selama perjalanan. Mereka juga membuka layanan pengaduan dan informasi apabila masyarakat memiliki informasi terkait pelaku pelemparan.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa keselamatan transportasi publik bukan hanya tanggung jawab operator, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Diperlukan sinergi antara pemerintah, perusahaan transportasi, aparat keamanan, dan warga untuk menciptakan perjalanan yang aman dan nyaman bagi semua.
Dengan meningkatnya angka kejadian pelemparan, pemerintah pusat juga diharapkan turun tangan memberikan perhatian lebih terhadap keamanan transportasi berbasis rel di daerah, khususnya yang melintasi kawasan pemukiman padat.