
tokoberita.com – Kemacetan di kawasan Kampung Lalang, Medan, semakin hari semakin parah. Setiap pagi dan sore, ribuan kendaraan terjebak dalam antrean panjang, menyebabkan keterlambatan bagi para pekerja, pelajar, dan warga yang melintas. Kondisi ini menimbulkan keluhan dari berbagai pihak, terutama karena belum ada solusi konkret dari pemerintah setempat.
Salah satu penyebab utama kemacetan di Kampung Lalang adalah volume kendaraan yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan infrastruktur yang memadai. Jalan yang sempit, ditambah dengan aktivitas pasar tradisional di sekitar kawasan tersebut, semakin memperparah situasi.
“Bukan cuma jam kerja, siang hari pun macetnya parah. Kendaraan saling berebut jalan, belum lagi parkir sembarangan di pinggir jalan yang semakin membuat sempit,” kata Arif (35), seorang pengendara yang setiap hari melintasi daerah itu.
Selain itu, keberadaan angkutan umum yang sering berhenti sembarangan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang juga memperburuk kondisi lalu lintas. Para supir angkot kerap menunggu penumpang tanpa memperhatikan arus kendaraan lain, sehingga menyebabkan antrean panjang.
“Kalau angkot itu berhenti seenaknya, ya makin macet. Kadang sampai lima menit nggak gerak sama sekali. Harusnya ada pengaturan dari Dishub atau kepolisian,” ujar Fitri (28), seorang karyawan swasta yang mengeluhkan keterlambatannya akibat macet.
Bukan hanya kendaraan pribadi dan angkot, kehadiran truk besar yang melintas di jalur ini juga menjadi faktor utama kemacetan. Meskipun ada jam operasional yang telah diatur, banyak pengemudi truk yang tetap melintas pada jam sibuk, memperparah situasi.
Salah satu upaya yang pernah dilakukan pemerintah adalah pembangunan flyover Kampung Lalang. Namun, proyek tersebut tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, karena di bawah flyover masih terjadi penyempitan jalan yang menyebabkan kendaraan terjebak kemacetan.
Menurut Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, pihaknya telah berupaya mengurai kemacetan di kawasan ini dengan menempatkan petugas di titik-titik strategis. Namun, kepadatan kendaraan dan kurangnya disiplin pengguna jalan membuat upaya tersebut belum optimal.
“Kami sudah menugaskan petugas untuk mengatur lalu lintas, terutama di jam sibuk. Tapi memang perlu ada langkah lebih besar seperti pelebaran jalan atau rekayasa lalu lintas yang lebih efektif,” kata seorang perwakilan Dishub Medan.
Warga berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan lebih serius, seperti menertibkan parkir liar dan angkot yang berhenti sembarangan. Selain itu, penerapan sistem ganjil-genap atau pengaturan ulang jalur angkutan umum juga bisa menjadi solusi jangka panjang.
Beberapa pakar transportasi menyarankan agar Kota Medan mulai beralih ke sistem transportasi massal yang lebih terintegrasi. Jika hanya mengandalkan kendaraan pribadi dan angkutan umum konvensional, kemacetan akan semakin sulit diatasi.
Sementara itu, beberapa pengendara memilih mencari jalur alternatif meskipun harus menempuh rute lebih jauh. Namun, opsi ini tidak selalu efektif karena jalan di sekitarnya juga sering mengalami kepadatan.
Keluhan mengenai kemacetan di Kampung Lalang juga ramai dibahas di media sosial. Banyak warganet yang membagikan pengalaman mereka terjebak macet berjam-jam, bahkan ada yang mengusulkan agar pemerintah segera melakukan revitalisasi infrastruktur jalan di daerah tersebut.
Hingga kini, belum ada langkah konkret yang dilakukan pemerintah untuk benar-benar menyelesaikan permasalahan ini. Masyarakat berharap agar ada tindakan nyata dalam waktu dekat agar aktivitas sehari-hari tidak terus terganggu akibat kemacetan yang semakin parah.
Kampung Lalang adalah salah satu titik kemacetan paling krusial di Kota Medan. Jika tidak segera ditangani dengan serius, maka dampaknya tidak hanya dirasakan oleh warga setempat, tetapi juga perekonomian kota secara keseluruhan.