
editormedan.com – Pembangunan kantor baru Bupati Batu Bara dengan anggaran mencapai Rp54 miliar tengah menjadi sorotan. Proyek yang diklaim sebagai upaya meningkatkan pelayanan publik itu mendapat beragam tanggapan dari masyarakat, pengamat, hingga aktivis. Sebagian pihak memuji langkah ini sebagai simbol kemajuan, namun tidak sedikit yang mempertanyakan prioritas anggaran di tengah berbagai kebutuhan mendesak masyarakat.
Kantor bupati yang direncanakan berdiri megah di pusat pemerintahan ini disebut-sebut akan memiliki fasilitas modern, mulai dari ruang kerja berbasis digital hingga ruang pelayanan terpadu. “Tujuan kami adalah menghadirkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, sekaligus meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahan,” ujar salah satu pejabat Pemkab Batu Bara dalam konferensi pers, Senin (20/1/2025).
Namun, tidak semua pihak sependapat. Aktivis lokal, Rina Siregar, mempertanyakan urgensi proyek tersebut. “Apakah benar membangun kantor baru dengan anggaran sebesar itu menjadi prioritas saat ini? Banyak jalan rusak, fasilitas kesehatan kurang memadai, dan masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan,” katanya.
Warga sekitar juga memberikan tanggapan beragam. Sulaiman, seorang pedagang di Batu Bara, merasa bahwa anggaran sebesar itu bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak. “Kita ini sering kena banjir karena irigasi tidak diperbaiki. Lebih baik uang itu dipakai untuk infrastruktur yang langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat,” ujarnya.
Meski begitu, pemerintah daerah menegaskan bahwa pembangunan kantor ini telah melalui kajian mendalam. Menurut mereka, kantor lama sudah tidak lagi representatif untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan yang semakin kompleks. “Kondisi kantor saat ini sudah tidak memadai, baik dari sisi kapasitas maupun fasilitasnya. Ini menghambat efektivitas kerja kami,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Batu Bara.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik, Dr. Bambang Haryono, menyarankan agar pemerintah lebih transparan dalam menjelaskan manfaat proyek ini kepada masyarakat. “Transparansi sangat penting untuk menghindari persepsi negatif. Jika memang pembangunan ini mendesak, maka pemerintah harus memberikan bukti bahwa ini adalah solusi yang terbaik,” jelasnya.
Proyek ini sendiri direncanakan selesai dalam waktu dua tahun. Saat ini, proses pembangunan masih dalam tahap awal, yaitu penyiapan lahan dan pemasangan pondasi. Namun, berbagai kendala mulai muncul, termasuk protes dari warga yang mengaku tidak dilibatkan dalam proses perencanaan.
Selain itu, muncul pula isu mengenai potensi penyimpangan anggaran dalam proyek ini. Beberapa pihak meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pengawasan ketat. “Jangan sampai proyek ini menjadi ajang pemborosan atau bahkan ladang korupsi,” tegas aktivis anti-korupsi, Faisal Rahman.
Pemerintah daerah mengaku terbuka terhadap kritik dan masukan. Mereka juga berjanji akan menjalankan proyek ini dengan transparan dan akuntabel. “Kami mengundang masyarakat untuk ikut memantau jalannya pembangunan. Semua laporan dan informasi akan kami sampaikan secara terbuka,” kata Sekretaris Daerah Batu Bara.
Meskipun demikian, masyarakat tetap berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan prioritas lainnya. Salah satu warga, Aminah, mengungkapkan kekhawatirannya. “Kalau hanya untuk kantor megah, kami tidak terlalu peduli. Yang penting pemerintah bisa lebih peduli dengan kebutuhan kami sehari-hari,” katanya.
Polemik ini menjadi ujian bagi Pemkab Batu Bara dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Apakah proyek ini akan menjadi langkah maju atau justru menimbulkan masalah baru, hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, sorotan tajam terhadap proyek ini menuntut pemerintah bekerja lebih keras untuk meyakinkan publik.
Sebagai langkah awal, pemerintah berencana mengadakan dialog publik pekan depan guna menjelaskan manfaat proyek ini secara langsung kepada masyarakat. “Kami percaya, dialog adalah cara terbaik untuk membangun kepercayaan,” tutup Kepala Bagian Humas Pemkab Batu Bara.