
tokoberita.com Peristiwa kecelakaan tragis kembali mengguncang Kota Medan. Seorang mahasiswa bernama Tagading Mangihut Silalahi (19) yang mengendarai mobil Fortuner menabrak sejumlah pengendara sepeda motor di Jalan Abdul Hakim pada Minggu malam (12/1/2025). Insiden itu mengakibatkan tiga korban tewas dan dua lainnya mengalami luka serius.
Menurut keterangan Kanit Lantas Polsek Sunggal, AKP Andrea Nasution, Tagading diduga mengemudi dalam keadaan mabuk setelah meminum tuak di sebuah kedai. Pemuda yang tercatat sebagai warga Komplek Setiabudi Sentosa, Kecamatan Medan Selayang, ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga berupaya melarikan diri setelah kejadian.
Kecelakaan pertama terjadi sekitar pukul 21.30 WIB. Mobil Fortuner yang dikemudikan Tagading menabrak sepeda motor Honda Kharisma BK 5269 RS. Pengendara motor tersebut, Muhammad Ibnu Zaky (14), sedang berboncengan dengan Izmi Triwahyudi (8). Benturan keras membuat keduanya terlempar. Izmi mengalami patah tulang kaki kanan dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Advent Medan, namun nyawanya tak tertolong.
Bukannya berhenti untuk bertanggung jawab, Tagading justru melarikan diri dari tempat kejadian. Dalam pelariannya, tepatnya di sekitar Kolam Pancing di Jalan Abdul Hakim, mobilnya kembali menabrak dua sepeda motor lain. Kali ini, pengendara Honda Supra X 125 BK 4232 AMB, Nifri Saldi (28), menjadi korban. Nifri menderita patah tulang tangan dan luka robek pada lengan. Meski sempat mendapat perawatan intensif, ia meninggal dunia di rumah sakit.
Tidak hanya itu, pengendara sepeda motor Honda Beat BK 5854 AFC, Tuahta Barus (48), dan seorang rekannya juga menjadi korban tabrakan tersebut. Keduanya mengalami luka serius dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
AKP Andrea Nasution menjelaskan bahwa tindakan panik Tagading justru memperburuk keadaan. “Pengemudi ini mencoba melarikan diri setelah kecelakaan pertama, tetapi malah menimbulkan kecelakaan lain yang lebih parah. Ini menunjukkan kelalaiannya sebagai pengemudi, terlebih dalam kondisi mabuk,” ujarnya saat dihubungi Senin (13/1/2025).
Polisi berhasil mengamankan Tagading tidak lama setelah insiden tersebut. Pemuda ini kini ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Rekannya, Abraham Surbakti (20), yang berada di dalam mobil saat kejadian, juga diperiksa sebagai saksi. Dugaan awal menyebutkan bahwa Tagading kehilangan kendali akibat pengaruh alkohol.
Kejadian ini memicu kemarahan warga setempat, terutama keluarga korban yang kehilangan orang-orang tercinta. “Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Kami berharap pelaku dihukum seberat-beratnya agar menjadi pelajaran bagi semua orang agar lebih bertanggung jawab di jalan raya,” ungkap salah satu keluarga korban, dengan nada penuh emosi.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk di Medan. Aktivis keselamatan jalan raya, Muhammad Iqbal, menilai perlunya pengawasan lebih ketat terhadap pengemudi yang berada di bawah pengaruh alkohol. “Pemerintah dan aparat harus tegas. Razia alkohol dan tes napas di jalanan harus diperbanyak, terutama pada malam hari, demi mencegah kejadian serupa,” ujarnya.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berkendara. Mengemudi dalam keadaan mabuk tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang lain di jalan raya. Pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat regulasi dan kampanye kesadaran berlalu lintas agar tragedi seperti ini tidak lagi terulang.
Sementara itu, jenazah para korban telah diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan. Doa dan dukungan terus mengalir dari masyarakat, yang berharap keluarga korban diberi kekuatan untuk menghadapi cobaan berat ini.